Minggu, 09 Juni 2013

BAB 7 PENGEMBANGAN SISTEM

0
18.32
PENDAHULUAN
Baik manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem ketika memecahkan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahapan kerja: persiapan, definisi, dan solusi.Di dalam setiap tahapan terdapat urut - urutan langkah. Upaya persiaan terdiri atas melihat perusahaan sebagai suatu sistem, mengenal sistem lingkungan, dan mengidentifikasi subsistem - subsistem perusahaan. Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional. pendekatan ini menyadari adanya keuntungan dari meminta permohonan umpan balik dari pengguna berulang kali dan meresponsnya dengan
perbaikan sistem dan tetap meneruskan siklus sampai sistem memenuhi kebutuhan para pengguna.
Pengembangan sistem sangat tinggi biayanya dilihat dari sudut pandang uang maupun waktu. Untuk itulah, proses ini hendaknya dikelola dengan baik.

PENDEKATAN SISTEM
Pencarian asal muasal proses pemecahan masalah secara sistematis mengarah pada John Dewey, seorang profesor ilmu filosofi di Columbia University. Dalam sebuah buku di tahun 1910, Dewey mengidentifikasi kan tiga rangkaian pertimbangan yang terlihat dalam pemecahan sebuah kontroversi scara memadai, yaitu :
1. Mengenali kontroversi.
2. Mempertimbangkan klaim - klaim alternatif
3. Membentuk suatu pertimbangan.

Dewey tidak mempergunakan istilah pendekatan sistem, namun ia menyadari adanya sifat berurutan dari pemecahan masalah - mengidentifikasi suatu masalah, mempertimbangkan berbagai cara untuk memecahkannya, dan terakhir memilih solusi yang terlihat paling baik.

Urut-urutan langkah
Meskipun banyak uraian mengenai pendekatan sistem mengkuti pola dasar yang sama, namun jumlah langkahnya dapat bervariasi. Disini terdapat 10 langkah yang dikelompokkan menjadi 3 tahapan.
-          Upaya Persiapan
Terdiri dari 3 langkah, yaitu :
langkah 1, melihat perusahaan sebagaii suatu sistemàlangkah 2, mengenal sistem lingkunganàmengidentifikasi subsistem perusahaan.
-          Upaya Definisi
Terdiri dari 2 langkah sambungan dari upaya persiapan,yaitu:
Langkah 4àmelanjutkan dari tingkat sistem ke tingkat subsistemàlangkah 5, menganalisis bagian-bagian sistem dalam urut-urut tertentu.
-          Upaya solusi
Terdiri dari 5 langkah bagian akhir setelah upaya definisi, yaitu:
Langkah 6, mengidentifikasikan solusi-solusi alternatifà langkah 7, mengevaluasi solusi-solusi alternatifàlangkah 8, memilih solusi yang terbaikà langkah 9, mengimplementasikan solusiàlangkah 10, menindaklanjuti kepastian efektifitas solusi.

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam segala memecahkan jenis masalah. Sisklus hidup pengembangan sistem(Systems development life cycle - SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.

SDLC TRADISIONAL
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut - urutan tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar. Tahapan - tahapan tersebut adalah:
Ä  Perencanaan
Ä  Analisis
Ä  Implementasi
Ä  Penggunaan

Proyek direncanakan dari sumber - sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan kemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianalisis untuk memahami masalah dan menentukan persyaratan fungsonal dari sistem yang baru. Sistem baru ini kemudian dirancang dan diimplementasikan.

PROTOTYPING
Meskipun sulit untuk membantah SLDC tradisional dengan diungkpkan tahapan - tahapan di atas secara logis, metode ini masih memiliki kelemahan. Seiring dengan brtambahnya ukuran dan kompleksitas suatu sistm, melewati tahapan - tahapan dengan sekali jalan menjadi suatu hal yang semakin tidak mungkin dilakukan. Prototipe (prototyping) adalah satu versi dari sebuah sistem potemsial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna. proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping.

Jenis - jenis Prototipe
Satu pertanyaan umum yang sering kali di tanyakan masyarakat ketika pertama kali mendengar tentang prototipe komputer adalah, "Apakah prototype akan menjadi sistem aktual nantinya?" Jawabannya adalah "tergantung".
Terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner (evolutionery prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe persyaratan tidak selalu menjadi sistem aktual.

Pengembangan Prototipe Evolusioner
terdapat empat langkah dalam pembuatan suatu prototype evolusioner. Langkah-langkah tersebut adalah:
Ä  Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
Ä  Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit protoryping. Generator aplikasi terintregasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru - menu, laporan, tampilan, basis data dan seterusnya.
Ä  Menentukan apakah prototipe dapat diterima. Pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan.
Ä  Menggunakan prototipe. Prototipe menjadi sistem produksi

Daya Tarik Prototyping
Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan - alasan di bawah ini:
Ä  Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.
Ä  Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lbih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna.
Ä  Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.
Ä  Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang di harapkannya.

Keuntungan - kuntungan di atas memungkinkan prototyping memangkas biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan pengguna atas sistem yang diserahkan.

Potensi Kesulitan dari Prototyping
Prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. kesulitam - kesulitan tersebut antara lain:
Ä  Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternatif, dan dokumentasi.
Ä  Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberikan, yang mengarah pada
ekspetasi yang tidak realistis sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
Ä  Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien.

Baik pengguna maupun pengembang hendaknya mewaspadai potensi kesulitan - kesulitan di atas ketika mereka memilih untuk melaksanakan pendekatan prototyping. Namun jika seimbang, prototyping telah terbukti menjadi salah satu metodologi SDLC.

PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT
            Satu metodologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping yang itu memberikan respon yang cepat atas kebutuhan peengguna, atau yang dalam lingkup luas dikenal sebagai RAD. Istilaah RAD berasal dari singkatan  Rapid Application Depelopment atau pengembangan aplikasi cepat, yang diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis James Martin.
RAD sendiri merupakan kumpulan strategi, metodologi, dan alat integrasi yang terdaoat dakan syatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi, nama yang diberikan oleh Martin kepada keseluruhan pendekatan pengembangan sistemnya sebagai suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh.

Unsur-unsur penting RAD
RAD membutuhkan empat unsur penting dalam pelaksanaannya, yaitu:
-          Manajemen
-          Orang
-          Metodologi
-          Alat

PENGEMBANGAN BERFASE
            Suatu metodologi pengembangasn sistem yang dewasa ini digunakan oleh banyak perusahaan adalah kombinasi dari SDLC tradisional, prototyping, dan RAD—dengan mengambil fitur-fitur terbaik dari masing-masing metodologi.
Pengembangan berfase merupakan nama yang dikenal dalam metodologi konteemporer tersebut, dimana pengembangan berfase merupakan suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri dari enam tahap.

Tahap-tahap pengembangan berfase
Enam tahapan dalam oengembangan berfase adalah:
1.      Investigasi awal
2.      Analisis
3.      Desain
4.      Konstruksi awal
5.      Kostruksi akhir
6.      Pengujian dan pemasangan sistem

DESAIN ULANG PROSES BISNIS
Teknologi Informasi mengalami kemajuan dengan sangat cepat, dan organisasi perlu mengambil keuntungan dari kemajuan - kemajuan ini. Sistem meliputi sistem - sistem yang memproses data perusahaan maupun sistem - sistem yang melakukan fungsi - fungsi dasar, seperti mengebor untuk mencari minyak dan memproduksi saru bagian manufaktur. Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa ulang (reengineering) atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (business process redesign - BPR)

INPUT PENGESTIMASIAN BIAYA
Sebuah work breakdown structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas - aktivitas proyek yang akan membutuhkan sumber daya. Contoh WBS adalah grafik Gantt dan diagram jaringan. Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencantumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya.

OUTPUT PENGESTIMASIAN BIAYA
Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya dinyatakan dalam unit - unit keuangan yang berlaku, seperti Dolar atau Euro. Estimasi seperti ini dapat disempurnakan kembali selama proyek berlangsung untuk mencerminkan tambahan informasi seiring dengan semakin jelasnya proyek tersebut.



 Sumber: Buku Sistem Informasi Manajemen Raymond Mcleod  Edisi  10

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 komentar: