BAB 7 PENGEMBANGAN SISTEM
0
PENDAHULUAN
Baik manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan
pendekatan sistem ketika memecahkan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas
tiga tahapan kerja: persiapan, definisi, dan solusi.Di dalam setiap tahapan
terdapat urut - urutan langkah. Upaya persiaan terdiri atas melihat perusahaan
sebagai suatu sistem, mengenal sistem lingkungan, dan mengidentifikasi
subsistem - subsistem perusahaan. Prototyping adalah penyempurnaan dari
pendekatan tradisional. pendekatan ini menyadari adanya keuntungan dari meminta
permohonan umpan balik dari pengguna berulang kali dan meresponsnya dengan
perbaikan sistem dan tetap meneruskan siklus sampai sistem memenuhi kebutuhan para pengguna.
perbaikan sistem dan tetap meneruskan siklus sampai sistem memenuhi kebutuhan para pengguna.
Pengembangan sistem sangat tinggi biayanya dilihat dari
sudut pandang uang maupun waktu. Untuk itulah, proses ini hendaknya dikelola dengan
baik.
PENDEKATAN SISTEM
Pencarian asal muasal proses pemecahan masalah secara
sistematis mengarah pada John Dewey, seorang profesor ilmu filosofi di Columbia
University. Dalam sebuah buku di tahun 1910, Dewey mengidentifikasi kan tiga
rangkaian pertimbangan yang terlihat dalam pemecahan sebuah kontroversi scara
memadai, yaitu :
1. Mengenali kontroversi.
2. Mempertimbangkan klaim - klaim alternatif
3. Membentuk suatu pertimbangan.
1. Mengenali kontroversi.
2. Mempertimbangkan klaim - klaim alternatif
3. Membentuk suatu pertimbangan.
Dewey tidak mempergunakan istilah pendekatan sistem, namun
ia menyadari adanya sifat berurutan dari pemecahan masalah - mengidentifikasi
suatu masalah, mempertimbangkan berbagai cara untuk memecahkannya, dan terakhir
memilih solusi yang terlihat paling baik.
Urut-urutan langkah
Meskipun banyak uraian mengenai pendekatan sistem mengkuti pola dasar yang sama, namun jumlah langkahnya dapat bervariasi. Disini terdapat 10 langkah yang dikelompokkan menjadi 3 tahapan.
Meskipun banyak uraian mengenai pendekatan sistem mengkuti pola dasar yang sama, namun jumlah langkahnya dapat bervariasi. Disini terdapat 10 langkah yang dikelompokkan menjadi 3 tahapan.
-
Upaya Persiapan
Terdiri dari 3 langkah, yaitu :
langkah 1, melihat perusahaan sebagaii suatu sistemàlangkah 2, mengenal sistem lingkunganàmengidentifikasi subsistem perusahaan.
-
Upaya Definisi
Terdiri dari 2 langkah sambungan dari upaya persiapan,yaitu:
Langkah 4àmelanjutkan dari tingkat sistem ke
tingkat subsistemàlangkah 5, menganalisis bagian-bagian
sistem dalam urut-urut tertentu.
-
Upaya solusi
Terdiri dari 5 langkah bagian akhir setelah upaya definisi,
yaitu:
Langkah 6, mengidentifikasikan solusi-solusi alternatifà langkah 7, mengevaluasi solusi-solusi alternatifàlangkah 8, memilih solusi yang terbaikà langkah 9, mengimplementasikan solusiàlangkah 10, menindaklanjuti kepastian efektifitas solusi.
SIKLUS
HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi
adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem
adalah metodologi dasar dalam segala memecahkan jenis masalah. Sisklus hidup
pengembangan sistem(Systems development life cycle - SDLC) adalah aplikasi
dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
SDLC
TRADISIONAL
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem
yang pertama untuk mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan
pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut - urutan tertentu jika suatu
proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar. Tahapan - tahapan
tersebut adalah:
Ä
Perencanaan
Ä
Analisis
Ä
Implementasi
Ä
Penggunaan
Proyek
direncanakan dari sumber - sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan kemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianalisis untuk memahami
masalah dan menentukan persyaratan fungsonal dari sistem yang baru. Sistem baru
ini kemudian dirancang dan diimplementasikan.
PROTOTYPING
Meskipun
sulit untuk membantah SLDC tradisional dengan diungkpkan tahapan - tahapan di
atas secara logis, metode ini masih memiliki kelemahan. Seiring dengan
brtambahnya ukuran dan kompleksitas suatu sistm, melewati tahapan - tahapan
dengan sekali jalan menjadi suatu hal yang semakin tidak mungkin dilakukan.
Prototipe (prototyping) adalah satu versi dari sebuah sistem potemsial yang memberikan
ide bagi para pengembang dan calon pengguna. proses pembuatan prototipe ini
disebut prototyping.
Jenis - jenis
Prototipe
Satu pertanyaan umum yang sering kali di tanyakan masyarakat ketika pertama kali mendengar tentang prototipe komputer adalah, "Apakah prototype akan menjadi sistem aktual nantinya?" Jawabannya adalah "tergantung".
Terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner (evolutionery prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe persyaratan tidak selalu menjadi sistem aktual.
Pengembangan Prototipe Evolusioner
terdapat empat langkah dalam pembuatan suatu prototype evolusioner. Langkah-langkah tersebut adalah:
Satu pertanyaan umum yang sering kali di tanyakan masyarakat ketika pertama kali mendengar tentang prototipe komputer adalah, "Apakah prototype akan menjadi sistem aktual nantinya?" Jawabannya adalah "tergantung".
Terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner (evolutionery prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe persyaratan tidak selalu menjadi sistem aktual.
Pengembangan Prototipe Evolusioner
terdapat empat langkah dalam pembuatan suatu prototype evolusioner. Langkah-langkah tersebut adalah:
Ä Mengidentifikasi
kebutuhan pengguna.
Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang
diminta dari sistem.
Ä Membuat satu
prototipe.
Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat
prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi
terintegrasi dan toolkit protoryping. Generator aplikasi terintregasi
(integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang
mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru - menu, laporan,
tampilan, basis data dan seterusnya.
Ä Menentukan
apakah prototipe dapat diterima. Pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para
pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan.
Ä
Menggunakan prototipe. Prototipe menjadi sistem produksi
Daya Tarik
Prototyping
Pengguna maupun
pengembang menyukai prototyping karena alasan - alasan di bawah ini:
Ä Membaiknya komunikasi antara pengembang
dan pengguna.
Ä Pengembang dapat melakukan pekerjaan
yang lbih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna.
Ä Pengguna memainkan peranan yang lebih
aktif dalam pengembangan sistem.
Ä
Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu
apa yang di harapkannya.
Keuntungan -
kuntungan di atas memungkinkan prototyping memangkas biaya pengembangan dan
meningkatkan kepuasan pengguna atas sistem yang diserahkan.
Potensi Kesulitan dari Prototyping
Potensi Kesulitan dari Prototyping
Prototyping bukannya
tidak memiliki potensi kesulitan. kesulitam - kesulitan tersebut antara lain:
Ä Terburu-buru dalam menyerahkan
prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah,
evaluasi alternatif, dan dokumentasi.
Ä
Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang
diberikan, yang mengarah pada
ekspetasi yang tidak realistis sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
ekspetasi yang tidak realistis sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
Ä
Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien.
Baik pengguna maupun
pengembang hendaknya mewaspadai potensi kesulitan - kesulitan di atas ketika
mereka memilih untuk melaksanakan pendekatan prototyping. Namun jika seimbang,
prototyping telah terbukti menjadi salah satu metodologi SDLC.
PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT
Satu
metodologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping yang itu
memberikan respon yang cepat atas kebutuhan peengguna, atau yang dalam lingkup
luas dikenal sebagai RAD. Istilaah RAD berasal dari singkatan Rapid
Application Depelopment atau pengembangan aplikasi cepat, yang
diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis James Martin.
RAD sendiri merupakan kumpulan strategi, metodologi,
dan alat integrasi yang terdaoat dakan syatu kerangka kerja yang disebut
rekayasa informasi, nama yang diberikan oleh Martin kepada keseluruhan
pendekatan pengembangan sistemnya sebagai suatu aktivitas perusahaan secara
menyeluruh.
Unsur-unsur
penting RAD
RAD membutuhkan empat unsur penting dalam pelaksanaannya, yaitu:
-
Manajemen
-
Orang
-
Metodologi
-
Alat
PENGEMBANGAN BERFASE
Suatu metodologi pengembangasn
sistem yang dewasa ini digunakan oleh banyak perusahaan adalah kombinasi dari
SDLC tradisional, prototyping, dan
RAD—dengan mengambil fitur-fitur terbaik dari masing-masing metodologi.
Pengembangan berfase merupakan nama yang dikenal
dalam metodologi konteemporer tersebut, dimana pengembangan berfase merupakan
suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri dari enam
tahap.
Tahap-tahap
pengembangan berfase
Enam tahapan dalam oengembangan berfase adalah:
1. Investigasi
awal
2. Analisis
3. Desain
4. Konstruksi
awal
5. Kostruksi
akhir
6. Pengujian dan
pemasangan sistem
DESAIN ULANG PROSES BISNIS
Teknologi
Informasi mengalami kemajuan dengan sangat cepat, dan organisasi perlu
mengambil keuntungan dari kemajuan - kemajuan ini. Sistem meliputi sistem -
sistem yang memproses data perusahaan maupun sistem - sistem yang melakukan
fungsi - fungsi dasar, seperti mengebor untuk mencari minyak dan memproduksi
saru bagian manufaktur. Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa
ulang (reengineering) atau disebut juga dengan istilah desain ulang
proses bisnis (business process redesign - BPR)
INPUT PENGESTIMASIAN BIAYA
Sebuah work breakdown structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas - aktivitas proyek yang akan membutuhkan sumber daya. Contoh WBS adalah grafik Gantt dan diagram jaringan. Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencantumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya.
OUTPUT PENGESTIMASIAN BIAYA
Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya dinyatakan dalam unit - unit keuangan yang berlaku, seperti Dolar atau Euro. Estimasi seperti ini dapat disempurnakan kembali selama proyek berlangsung untuk mencerminkan tambahan informasi seiring dengan semakin jelasnya proyek tersebut.
INPUT PENGESTIMASIAN BIAYA
Sebuah work breakdown structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas - aktivitas proyek yang akan membutuhkan sumber daya. Contoh WBS adalah grafik Gantt dan diagram jaringan. Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencantumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya.
OUTPUT PENGESTIMASIAN BIAYA
Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya dinyatakan dalam unit - unit keuangan yang berlaku, seperti Dolar atau Euro. Estimasi seperti ini dapat disempurnakan kembali selama proyek berlangsung untuk mencerminkan tambahan informasi seiring dengan semakin jelasnya proyek tersebut.
Sumber: Buku Sistem Informasi
Manajemen Raymond Mcleod Edisi 10
0 komentar: